Profile

A freaky blogger, and an active blog-reader whose have a name often called with SICIL. I am 16 years old female. I love reading novels, and I drink tea. I just love the art. I love doodling random things that came from my mind. I am often chatty and simple minded, and the internet attracts me more nowadays.

Twitter Facebook Message

Disclaimer

In this disclaimer, I wanted to welcome you in my blog and thanks for passing by or visiting by any chance in here. The rules are as usual, no spamming or stealing nor copycatting. You may take inspiration, but don't expect from me too much. I do by my own creativity and I used my brain. Plagiarism are a terrible language, so I suggested for you not to use plagiary words nor accents. Hope you noted it.

Tagboard


Archives


  Recent posts:

  • Trend Kerudung Terkini ^_^


    Credits

    Layout: Nicole and Dirah.
    Resources: Soonei and Sugarpink.

    Read the Printed Word!

  • Antara Hobi, Cinta, dan Persahabatan...
    Sabtu, 25 September 2010 @ 06.33 | comment (0)

    RESENSI







    Lovasket 2 : For The Love Of The Game
    Penulis     : Luna Torashyngu
    Terbit      : 1 Juni 2010
    Penerbit   : Gramedia Pustaka Utama
    Tebal       : 264 halaman
    Harga      : Rp. 35.000,-
    Cetakan Pertama






    Kisah hidup Vira, seorang siswi SMA Altavista yang penuh liku kini dilanjutkan kembali dalam novel teenlit Lovasket 2, 3 tahun setelah novel perdana Lovasket diterbitkan. Siapa sangka, bahwa sang penulis, Luna Torashyngu akan menulis lanjutan dari Lovasket seri pertama, karena diakhir ceritanya tidak menunjukkan bahwa kisah tersebut akan berlanjut di novel seri selanjutnya. Bahkan hidup Vira pun berakhir happy ending berkat Niken, teman barunya di SMA 31 yang berhasil membuat Vira melupakan kejadian-kejadian buruknya semasa ia bersekolah di SMA Altavista.

    Di Lovasket seri dua ini, Vira kembali dihadapkan dengan berbagai permasalahan yang menimpanya. Pertemuannya dengan Pak Andryan, pelatih basketnya dulu di SMA Altavista merupakan awal dari masalah baru. Pak Andryan memintanya, berdua bersama Rida, teman satu sekolahnya untuk mengikuti seleksi pembentukan tim basket junior Jawa Barat. Stella, musuh bebuyutan yang sebelumnya menjadi sahabatnya di SMA Altavista ternyata juga mengikuti seleksi tersebut dan mereka sama-sama terpilih!! Suasana semakin keruh karena muncul berbagai masalah setelah itu. Stella yang awalnya berambisi menyingkirkan Vira dari tim junior, tiba-tiba mengundurkan diri. Juga Niken yang merasa terlibat cinta segitiga antara ia, sang pacar, dan Sita, orang baru yang kini tinggal serumah dengannya dan Vira. Mau tak mau akhirnya Vira juga terlibat di dalamnya, meskipun untuk mengetahui penyebab mundurnya Stella, ia rela bersusah payah menepis rasa bencinya terhadap Stella, juga kenangan-kenangan indah yang mereka lewati berdua saat di Altavista...

    Kreatifitas dari sang penulis banyak memunculkan hal baru yang berbeda dan belum ada di novel-novel sebelumnya. Namun penggambaran kehidupan remaja masa kini, kekompakan dalam tim, serta indahnya persahabatan dan kasih sayang tetaplah mendominasi, seperti seri sebelumnya, bahkan juga pada novel Luna yang lain, yang kebanyakan memang mengusung tema persahabatan dan kasih sayang. Melalui novel-novelnya, Luna selalu memberikan banyak pesan mengenai kehidupan para remaja, tak terkecuali pada novelnya yang satu ini. Nilai sportivitas dan friendship amatlah kental, menyatu dalam rangkaian cerita fiksi yang dikemas apik dan rapi. Apa yang tersaji juga tidaklah muluk-muluk, sangat proporsional, cocok bagi pembaca yang suka novel ringan bertema persahabatan.

    Nilai sportivitas dapat kita lihat saat pertandingan basket, di mana Vira dan kawan-kawan tidak pernah bermain curang, meskipun mereka kesulitan mengimbangi lawan yang terkadang bermain curang dan kasar. Sedangkan nilai persahabatan tergambar pada saat Vira berusaha membantu Stella, mantan sahabatnya yang kini membencinya tanpa ada rasa benci sekalipun. Justru ia merasa peduli pada Stella karena dulu mereka pernah bersama. Kepiawaiannya menyembunyikan rahasia Rei, pacar Niken, yang ternyata berupa kejutan untuk Niken juga patut diacungi jempol, meskipun ia harus berbohong pada Niken.

    Perbedaan dengan Lovasket seri pertama telihat dari tidak adanya lembaran-lembaran yang disisipi lirik lagu. Sungguh berbeda dengan seri pertama Lovasket yang disisipi 3 lirik lagu, salah satunya Friend or Foe yang dibawakan oleh tATu. Lirik tersebut juga menjadi soundtrack lho dalam FTV berjudul Lovasket, yang diangkat dari Lovasket seri pertama. Namun ada sesuatu yang saya suka. Di beberapa lembar terakhir, disisipi pendapat masing-masing tokoh dalam Lovasket 2 mengenai permainan bola basket, yang beberapa pendapatnya justru membuat saya geli dan tersenyum sendiri saat membacanya.

    Memang, jarak terbit antara Lovasket dengan Lovasket 2 yang menurut saya terlalu jauh membuat saya jadi merasa sedikit aneh ketika membaca novel ini.  Bayangkan saja, dalam selisih waktu 3 tahun, Luna juga menerbitkan beberapa novelnya yang memang temanya jauh berbeda dengan Lovasket, seperti trilogi D’Angel, trilogi Mawar Merah yang sementara ini masih dwilogi saja, juga Best of The Best yang sampai sekarang seri selanjutnya yaitu Beauty Bird belum terdengar kabar kapan akan diterbitkan. Namun bagi penggemar novel Luna Torashyngu seperti saya, ‘keanehan’ tersebut tidaklah menjadi masalah, bahkan bisa menghilangkan rasa bosan dan kesal karena sudah terlalu lama menunggu kelanjutan dari trilogi D’Angel, Mawar Merah, ataupun Best of The Best, atau untuk sekedar mengisi waktu luang. Apalagi tampilan luar yang amat menarik dengan desain simple sebanding dengan isinya yang juga simple tapi istimewa. Harganya juga standar kok. Saya rasa sayang jika kalian, khususnya penggemar novel-novel karya Luna melewatkan novel terbaru yang satu ini. (Farah Awaliyah Istighfarin)

    Label: ,